Surah
Al-Kahfi (bahasa Arab: الكهف,
al-Kahf, "Gua") disebut
juga Ashabul Kahf adalah surah ke-18 dalam Al-Qur'an. Surah ini terdiri
atas 110 ayat, termasuk golongan surah-surah Makkiyah. Dinamai Al-Kahf dan
Ashabul Kahf yang artinya Penghuni-Penghuni Gua. Kedua nama ini diambil dari
cerita yang terdapat dalam surah ini pada ayat 9 sampai dengan 26, tentang
beberapa orang pemuda (The Seven Sleepers) yang tidur dalam gua
bertahun-tahun lamanya. Selain cerita tersebut, terdapat pula beberapa buah
cerita dalam surat ini, yang kesemuanya mengandung pelajaran-pelajaran yang
amat berguna bagi kehidupan manusia.
Surat Al-Kahfi ayat 29:
waquli alhaqqu min rabbikum faman syaa-a falyu/min waman syaa-a
falyakfur innaa a'tadnaa lilzhzhaalimiina naaran ahatha
bihim suraadiquhaa wa-in yastaghiitsuu yughaatsuu bimaa-in
kaalmuhli yasywii alwujuuha bi/sa alsysyaraabu wasaa-at murtafaqaan.
Artinya: “Dan
katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang
ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir)
biarlah ia kafir". Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim
itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya
mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang
menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang
paling jelek.”
Sebab Turunnya Surat Al-Kahfi ayat 29:
1.
Ibnu Jarir mengetengahkan sebuah hadis melalui Dhahhak. Hadis yang sama diketengahkan pula oleh Ibnu Murdawaih melalui sahabat Ibnu Abbas r.a. yang menceritakan, bahwa Nabi saw. mengucapkan suatu sumpah. Kemudian empat puluh malam selanjutnya Allah menurunkan firman-Nya, “Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan terhadap sesuatu, ‘Sesungguhnya aku akan mengerjakan itu besok pagi’, kecuali dengan menyebut ‘Insya Allah’”. (Q.S. Al Kahfi 28-34).
Sahabat Ibnu Abbas r.a. mengatakan, “Ayat di
atas diturunkan berkenaan dengan Umayah ibnu Khalaf Al Jumahiy. Demikian itu
karena Umayah menganjurkan supaya Nabi saw. mengerjakan suatu perbuatan yang
tidak disukai oleh Nabi sendiri, yaitu mengusir orang-orang miskin yang menjadi
pengikutnya dari sisinya, demi untuk mendekatkan akan pemimpin-pemimpin Mekah
kepada dirinya. Setelah peristiwa itu, turunlah ayat di atas tadi.”
2.
Ibnu Abu Hatim mengetengahkan sebuah hadis melalui Ar Rabi’ yang menceritakan, bahwa Nabi saw. pernah bercerita kepada kami bahwa pada suatu hari beliau bertemu dengan Umayah ibnu Khalaf yang membujuknya, sedangkan Nabi saw. pada saat itu dalam keadaan tidak memperhatikan apa yang dimaksud oleh Umayah; maka turunlah ayat di atas tadi. Ibnu Abu Hatim mengetengahkan pula hadis lain melalui sahabat Abu Hurairah r.a. yang menceritakan, bahwa pada suatu hari Uyainah ibnu Hishn datang kepada Nabi saw. sedang sahabat Salman berada di sisinya. Maka Uyainah langsung berkata, “Jika kami datang maka singkirkanlah orang ini, kemudian persilakanlah kami masuk”. Maka turunlah ayat di atas.
Tentang Pemuda Al-Kahfi
Ashabul Kahfi, pemuda kahfi, adalah nama
sekelompok orang beriman yang hidup pada masa Raja Diqyanus di Romawi, beberapa
ratus tahun sebelum diutusnya nabi Isa as. Mereka hidup ditengah masyarakat
penyembah berhala dengan seorang raja yang dzalim. Ketika sang raja mengetahui
ada sekelompok orang yang tidak menyembah berhala, maka sang raja marah lalu
memanggil mereka dan memerintahkan mereka untuk mengikuti kepercayaan sang
raja.
Tapi Ashabul Kahfi menolak dan lari, dikejarlah mereka untuk dibunuh.
Ketika mereka lari dari kejaran pasukan raja, sampailah mereka di mulut sebuah gua yang kemudian dipakai tempat persembunyian. Dengan izin Allah mereka kemudian ditidurkan selama 309 tahun di dalam gua, dan dibangkitkan kembali ketika masyarakat dan raja mereka sudah berganti menjadi masyarakat dan raja yang beriman kepada Allah SWT (Ibnu Katsir; Tafsir al-Quran al-’Adzim; jilid:3 ; hal.67-71).
Tapi Ashabul Kahfi menolak dan lari, dikejarlah mereka untuk dibunuh.
Ketika mereka lari dari kejaran pasukan raja, sampailah mereka di mulut sebuah gua yang kemudian dipakai tempat persembunyian. Dengan izin Allah mereka kemudian ditidurkan selama 309 tahun di dalam gua, dan dibangkitkan kembali ketika masyarakat dan raja mereka sudah berganti menjadi masyarakat dan raja yang beriman kepada Allah SWT (Ibnu Katsir; Tafsir al-Quran al-’Adzim; jilid:3 ; hal.67-71).
Kesimpulan Surah Al Kahfi
Pada ayat ini Allah SWT memerintahkan lagi kepada Rasul Nya", supaya menegaskan kepada orang-orang kafir itu bahwa kebenaran yang disampaikan kepada mereka itu adalah dari Tuhan semesta alam. Adalah kewajiban mereka untuk mengikuti kebenaran itu dan mengamalkannya. Manfaat dan kebenaran itu, tentulah kembali kepada mereka yang mengamalkannya. Demikian pula sebaliknya akibat yang buruk dan pengingkaran terhadap kebenaran itu kembali pula kepada mereka yang ingkar. Maka oleh karena itu barangsiapa yang ingin beriman kepada Nya ingin masuk ke dalam barisan orang-orang yang beriman hendaklah segera berbuat, tanpa mengajukan syarat-syarat dan alasan-alasan yang dibuat-buat sebagaimana halnya pemuka-pemuka musyrikin yang memandang rendah terhadap orang-orang mukmin yang fakir tersebut di atas. Demikian pula siapa yang ingkar dan membuang kebenaran itu, silahkan berbuat. Jika mereka ingkar. Rasulullah saw tidak memperoleh kerugian apa-apa sebagaimana halnya beliau tidak memperoleh keuntungan apapun jika mereka beriman.
MAKALAH ROHIS
AL-KAHFI AYAT 29
KELOMPOK 2
Nama:
1.
Arneta Septia
2.
Dhea Octavia
3.
Triana Melati
Kelas: X-AP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar